Berkaca Dari Curahan Hati Ayu Kecil

kisah inspiratif curahan hati ayu
Untuk kelengkapan data Emis, pekan lalu aku mnginstruksikan anak perwalianku agar segera mengumpulkan foto copy : Kartu Keluarga, KTP orang tua, akte kelahiran, dan lain-lain. Saat jam istirahat tadi seorang siswi perwalianku, Ayu (sebut saja begitu) menghadap.

“Ibuu.., Ayu mau curhat bu..”, katanya membuka percakapan. Sambil menangis terisak-isak dia pun memulai curhatnya, “Maafin Ayu ya bu… Ayu gak bisa ngumpulin KTP orang tua Ayu.."

“Kenapa neng..??" aku agak kaget dengan respon tangisnya yang terkesan mendadak.

"Ibu Ayu udah ninggalin Ayu buu.. sejak Ayu umur 3 bulan.."

Aku makin kaget, " Kalo bapak..?”, tanyaku.

"Ayu malah gak tau wajah bapak Ayu sampe sekarang.."

"Ayu pernah gak nanya-nanya ke embah tentang siapa.. atau dimana ayah Ayu?”

"Dulu Ayu sering nanya ke embah..tapi setiap kali Ayu nanya jawaban mbah sama, ‘anggap wae bapakmu wis mati’, begitu".

Deegg.. aku tercekat sejenak dengan jawaban muridku yang diluar dugaan. Dan aku semakin kaget.. saat kulihat foto copy akte kelahirannya. Disitu tidak tertera nama bapak..hanya ada nama ibu!

Ini bukan kasus pertama yang aku lihat. Fenomena ortu broken home ternyata banyak menimpa orang-orang di sekelilingku dan korban pertama dan utama adalah anak. Anak-anak yang polos itu tidak tau apa-apa soal kenapa dan bagaimana ketidak-harmonisn rumah tangga orang tuanya bisa terjadi. Tapi anak-anak lah yang merasakan dampak pahitnya.

Kerinduan Ayu akan sosok orang tuanya terutama ibunya begitu membuat semua ibu yang apabila mndengarkan curhatnya tentu akan merasakan semakin iba.

“Ayu ingin sekali dipeluk ibu Ayu buu.. tapi Ayu tak pernah merasakan itu..”, katanya lirih, hampir tak terdengar.

Perlahan Ayu aku hampiri. Aku rengkuh tubuh mungilnya. Kupeluk sambil kuusap lembut air mata di pipinya. Akupun berbisik di telinganya, "Ayu berdoa saja sama Allah.. minta pada-Nya agar suatu saat ayu bisa dipeluk sama ibu Ayu. Yakinlah Allah Maha Mendengar. Akan ada saat yang tepat dimana Ayu bisa rasakan kehangatan pelukan dan kasih sayang ibu Ayu”.

Huufff.. tiba-tiba pikiranku melayang pada sosok lain di rumah kami. Yaitu si teteh yang nasibnya tak jauh berbeda dengan Ayu. Semoga Ayu-ayu yang lain di bumi ini tetap sabar menjalani hidup dan tegar menghadapi masa depan.

Tetap semangat ya Ayu. Jangan menyerah. Yakinlah roda kehidupan ‘kan terus berputar.

(Kisah ini dikirim oleh : Atik Wigyati, Pengajar di MTSN Majenang - Cilacap)

0 Response to "Berkaca Dari Curahan Hati Ayu Kecil"

Terima kasih telah berkunjung, silakan meninggalkan komentar yang relevan ....

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *